Thursday, March 19, 2009

mohon perhatiannya

yang terhormat bapak-bapak,ibu-ibu,abang-abang,kakak-kakak,teman-teman,adek-adek sekalian yang masuk ke blog saya ini. Mohon tinggalkan comment nya donk...

Saturday, March 7, 2009

Peradaban Islam Perintis Restoran

By Republika Newsroom
Jumat, 06 Maret 2009 pukul 08:36:00

Peradaban Islam Perintis Restoran

Sejak kapan peradaban manusia mengenal restoran? Geografer Muslim, Al-Muqaddasi, menyatakan, pertama kali restoran atau rumah makan muncul di dunia Islam pada abad ke-10 M. Penjelajah Muslim kelahiran Yerusalem itu mengungkapkan, pada masa itu telah muncul restoran yang menyediakan aneka jenis hidangan.

‘’ Di restoran seseorang dapat membeli semua jenis hidangan yang telah disediakan, ungkap Al-Muqaddasi. Restoran yang tersebar di Spanyol Islam menawarkan tiga menu hidangan utama. Yakni sup, menu utama, dan pencuci mulut. Restoran kemudian berkembang di peradaban Cina mulai abad ke-11 M.

Lalu kapan peradaban Barat mulai mengenal restoran? Jawabannya adalah pada abad ke-19. Restoran pertama di dunia Barat muncul di Prancis. Umat Islam telah berhasil membuat aneka resep hidangan dan masakan. Di era keemasan, terdapat sederet buku tentang masak-memasak. Beberapa buku kuliner yang dihasilkan para koki Muslim itu antara lain; Kanz al-fawa'id fi tanwi' al-maw'id yang ditulis seorang koki tak dikenal dari Mesir dan Fadhalat al-khiwan fi atayyibat at-taíam wa-'l-'alwan yang ditulis Ibnu Razin Attujibi pada abad ke-12 di Spanyol.

Selain itu, ada pula Kitab At-tabikh fi al-Maghrib wa-'l-Andalus yang disusun seorang koki tak dikenal di Maroko pada abad ke-12 M; Kitab At-tabikh yang ditulis Mohammed al-Baghdadi pada abad ke-13 M di Irak; Kitab At-Tabikh, ditulis Ibn Sayyar al-Warraq pada abad ke-13 M di Irak; Tadhkira, ditulis Dawad al-Antaki pada abad ke-13 M di Suriah; dan Wasla ël-habib fi wasf al-tayyibat wa-t-tibb, ditulis Ibnu A'dim pada abad ke-13 M di Suriah.

Awalnya, resep-resep itu hanya beredar di kalang an istana. Setelah itu, barulah masyarakat biasa bisa meracik hidangan sesuai resep yang dibuat para koki andal itu. Saat itu, ilmu gizi telah dikembangkan sebagai salah satu bentuk pengobatan. Penguasa Muslim di era itu sudah memperkenalkan pentingnya menjaga kesehatan tubuh.

Di abad ke-13 M, buku-buku gizi beserta resep-resep masakan yang disusun para dokter Muslim menarik perhatian para penguasa, tak terkecuali gereja di Barat pun ikut kepincut untuk mempelajarinya. Minat untuk mempelajari ilmu gizi beserta resep-resep makanan dan hidangannya semakin berkembang pesat ketika Ferrara, Salerno, Montpellier, dan Paris, menjadi pusat untuk mempelajari ilmu kedokteran Islam.

Salad dan sup juga merupakan hidangan yang diracik dan disarankan dokter Muslim, seperi Al-Razi dan Ibnu Zohr. Selain itu, pasta juga ternyata warisan kuliner Islam. Petualang Muslim pada abad ke-11 M bernama Al-Bakri menuliskannya dalam catatan perjalanannya. Pada abad itu, wanita-wanita Muslim sudah membuat pasta untuk jamuan makan. Begitulah peradaban Islam mengembangkan aneka hasil pertanian.hri/she/kem

Kaum 'Ad: Atlantis di Padang Pasir


By Republika Newsroom
Sabtu, 07 Maret 2009 pukul 08:36:00

Dalam Alquran, terdapat sejumlah cerita yang mengisahkan kehancuran beberapa kaum (umat) karena tidak mau beriman kepada Allah. Di antaranya, kaum 'Ad (zaman Nabi Hud), umat Nabi Nuh, Tsamud (di zaman Nabi Saleh), Madyan (Nabi Syu'aib), dan kaum Ibrahim.

Pada kesempatan ini, Republika mencoba menurunkan laporan tentang kehancuran salah satu bangsa itu, yaitu kaum 'Ad serta di manakah dulunya keberadaan kaum (bangsa) tersebut.

Dalam Alquran, dijelaskan bahwa kehancuran kaum Nabi Hud ini disebabkan oleh angin (topan) yang lebat dan berlangsung selama tujuh malam delapan hari (QS Alhaaqqah: 6-8).

Hancurnya kaum yang durhaka kepada Allah SWT dan mendustakan Nabi Hud ini rupanya mengusik perhatian para peneliti untuk menguak kembali keberadaan dan sisa-sisa bangsa 'Ad ini.

Dalam berbagai upaya yang dilakukan, sejumlah peneliti mulai menemukan tanda-tanda sebagian umat terdahulu ini. Tahun 1990, beberapa koran terkemuka di dunia melaporkan temuan salah seorang peneliti yang bernama Nicholas Clapp, seorang arkeolog. Dalam sejumlah media itu, diberitakan keberadaan kaum 'Ad ini dengan headline besar. Seperti dikutip situs www.islamicity.com, berita-berita tersebut di antaranya menulis Fabled Lost Arabian City Found (Kota Legenda Arabia yang Hilang Telah Ditemukan), ada pula yang menuliskan Arabian City of Legend Found (Kota Legenda Arabia Ditemukan), dan The Atlantis of the Sands, Ubar (Ubar, Atlantis di Padang Pasir), dan sebagainya.

Penelitiannya tentang sejarah Arab merujuk pada Alquran dan karya peneliti Inggris yang bernama Bertram Thomas dengan judul Arabia Felix. Arabia Felix adalah sebuah ungkapan yang diberikan penguasa Romawi untuk bagian selatan semenanjung Arabia yang berarti Arabia yang beruntung. Dinamakan demikian karena keberadaan dan letaknya yang sangat strategis telah menjadi perantara dalam perdagangan rempah-rempah antara India dan tempat-tempat di utara semenanjung Arab. Dan, orang-orang yang tinggal di daerah ini mampu memproduksi dan mendistribusikan frankincense (seperti gaharu--Red), sejenis getah wangi dari pohon yang sangat langka. Tanaman tersebut digunakan sebagai dupa dalam berbagai ritus keagamaan. Dan, harga tanaman ini pada saat itu sebanding dengan emas.

Dari ayat Alquran dan buku karangan Thomas ini, Nicholas Clapp menelusuri jejak sebuah kota kuno di bagian selatan semenanjung Arabia (termasuk Yaman dan Oman) bernama Ubar yang disebutkan dalam dongeng Suku Badui.

Dalam Alquran, kejadian atau peristiwa yang menghancurkan kaum 'Ad ini terjadi di Iram, salah satu kota di semenanjung Arabia. Setelah lokasi kota legendaris yang menjadi subjek cerita dongeng Suku Badui ini diketemukan, penggalian dilakukan untuk mengangkat peninggalan dari sebuah kota yang berada di bawah gurun pasir. Dari sini, kemudian ditemukan sejumlah bekas reruntuhan yang diyakini merupakan pilar-pilar dari bangunan menara yang dahulunya dimiliki kaum 'Ad dan Iram sebagaimana disebutkan dalam surat Alfajr ayat 6-8.

''Apakah kamu tidak memerhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Ad? (Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan tinggi. Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lainnya.'' (QS Alfajr: 6-8).

Berdasarkan keterangan dan data-data empirik tersebut, Clapp mencoba dua jalan untuk membuktikan keberadaan Ubar. Pertama, ia menemukan bahwa jalan-jalan yang dikatakan oleh Suku Badui benar-benar ada. Ia meminta kepada NASA (Badan Luar Angkasa Nasional Amerika Serikat) untuk menyediakan foto atau citra satelit dari daerah tersebut. Setelah melalui perjuangan yang panjang, ia pun berhasil membujuk pihak yang berwenang untuk memotret daerah tersebut.

Selanjutnya, Clapp mempelajari naskah dan peta-peta kuno di Perpustakan Huntington di California untuk menemukan peta dari daerah tersebut. Ia berhasil menemukan sebuah peta yang digambar oleh Ptolomeus, seorang ahli geografi Yunani Mesir dari tahun 200 M. Dalam peta ini, ditunjukkan letak dari kota tua yang ditemukan di daerah tersebut dan jalan-jalan yang menuju kota tersebut.

Bahkan, hasil foto satelit NASA ditunjukkan adanya jejak kafilah yang tidak mungkin dikenali dengan mata telanjang. Setelah membandingkan gambar dari satelit dengan peta tua, akhirnya Clapp berkesimpulan bahwa jejak-jejak dalam peta tua berhubungan erat dengan gambar satelit. Lalu, ia mencari jejak peninggalan sejarah yang ada di daerah itu, yaitu sebuah kota sebagaimana dongeng Suku Badui.

Dari penelitian yang dilakukan Clapp dan gambar-gambar satelit, akhirnya ia berkesimpulan bahwa Ubar adalah kota tempat kaum 'Ad bermukim. Apalagi, setelah dilakukan penggalian, kota itu tampak berada di bawah pasir sedalam 12 meter. Yang lebih mengesankan lagi bagi Clapp, sisa-sisa peninggalan kaum 'Ad ini berupa pilar-pilar bangunan yang tinggi, sebagaimana diisyaratkan Alquran.

Dr Zarins, seorang anggota tim penelitian yang memimpin penggalian, mengatakan bahwa selama menara-menara itu dianggap sebagai unsur yang menunjukkan kekhasan Kota Ubar dan selama Iram disebutkan mempunyai menara-menara atau tiang-tiang, maka sejauh ini hal itu merupakan bukti terkuat bahwa peninggalan sejarah yang mereka gali adalah Iram, kota kaum 'Ad yang disebut dalam Alquran. sya/dia/berbagai sumber


Peradaban Modern Kaum 'Ad

Salah satu jejak ditemukannya keberadaan peninggalan kaum 'Ad adalah pilar-pilar bangunan yang tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa sejak zaman dahulu, umat manusia, khususnya kaum 'Ad, sudah berperadaban sangat maju. Ini dibuktikan dengan pendirian bangunan yang menggunakan pilar sangat tinggi.

Banyak perdebatan mengenai ciri-ciri dari kaum 'Ad yang membangun kota Iram (Ubar) sebagai kemajuan peradaban mereka. Bahkan, tidak ada bukti sejarah ataupun arsip peradaban lama yang menunjukkan hal itu. Namun, Alquran telah mengatakan hal ini pada 14 abad yang silam.

Menurut sebuah sumber, tidak adanya catatan sejarah mengenai peradaban bangsa ini disebabkan kaum yang berdiam di Arabia Selatan (Yaman) ini selalu menjaga jarak dengan masyarakat lain yang hidup di Mesopotamia dan Timur Tengah.

Dalam Alquran, umat Nabi Hud ini dikenal sebagai umat yang sombong. Mereka juga tidak percaya dengan kenabian Hud. Mereka menyombongkan diri sebagai kaum yang kuat, tinggi besar perawakan tubuhnya (QS 41: 15), mendiami bangunan tinggi, istana-istana dan benteng yang dibangun di atas perbukitan (QS 26: 128-129), suka menyiksa dengan kejam (QS 26: 130), mempunyai banyak keturunan, hewan ternak, kebun, dan mata air (QS 26: 133-134).

Kaum 'Ad diperkirakan hidup antara abad ke-20 sebelum masehi (SM). Alquran menyebutkan, kaum ini ada sesudah kaum Luth dan Tsamud. Kaum Luth semasa dengan Ibrahim sekitar abad 17-18 SM. Sedangkan, kaum Tsamud sekitar abad ke-8 SM. Mereka ('Ad) diperkirakan hidup pada tahun 2000 SM. Namun, ada pula yang menyatakan abad ke-23 SM, 13 SM, dan sebelum masa Nabi Musa. sya/berbagai sumber


Orang Hadramaut Diperkirakan Keturunan Kaum 'Ad

Orang Hadramaut (Yaman) diduga merupakan anak cucu dan keturunan dari kaum 'Ad. Dugaan ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan secara mendalam mengenai peradaban yang didirikan kaum 'Ad di Ubar, Yaman Selatan.

Harun Yahya dalam situsnya tentang bangsa-bangsa yang musnah menyebutkan, di Yaman Selatan, terdapat empat kaum yang hidup sebelum saat ini. Keempat kaum itu adalah Hadramaut, Sabaean (Saba), Minaean, dan Qatabaean. Keempat kaum ini, dalam waktu yang singkat, berada dalam satu pemerintahan dan dalam suatu daerah yang saling berdekatan.

Banyak ilmuwan kontemporer mengatakan bahwa kaum 'Ad telah memasuki satu periode transformasi dan kemudian muncul kembali ke dalam panggung sejarah. Dr Mikhail H Rahman, seorang peneliti dari University of Ohio, merasa yakin bahwa kaum 'Ad adalah nenek moyang dari Hadramaut, Saba, dan empat kaum yang pernah hidup di Yaman Selatan.

Seorang penulis Yunani bernama Pliny menghubungkan suku ini sebagai "Adramitai" yang berarti Hadrami. Akhiran dalam bahasa Yunani adalah suffiks-kata benda, kata benda "adram" mungkin merupakan perubahan dari kata "ad-i ram" sebagaimana disebutkan dalam Alquran.

Ptolomeus, seorang ahli geografi YunanI (150-100 SM), menunjukkan bahwa di sebelah selatan Semenanjung Arabia adalah tempat di mana kaum yang disebut "Adramitai" pernah hidup. Daerah yang sampai sekarang dikenal dengan nama Hadramaut. Ibu kota negara Hadrami, Shabwah, terletak di sebelah barat Lembah Hadramaut. Berdasarkan berbagai legenda tua, disebutkan bahwa makam Nabi Hud yang diutus sebagai nabi oleh kaum 'Ad terletak di Hadramaut.

Faktor lain yang cenderung membenarkan pemikiran bahwa Hadramaut adalah penerus dari kaum 'Ad adalah kekayaan mereka. Bangsa Yunani menegaskan bahwa Hadramites (orang Hadramaut) sebagai "suku bangsa yang terkaya di dunia". Catatan sejarah mengatakan bahwa Hadramites sangat maju dalam pertanian wewangian, salah satu yang paling berharga pada waktu itu. Mereka telah membangun daerah-daeah baru yang digunakan untuk menanam dan memperluas penggunaannya. Hasil pertanian dari Hadramites lebih banyak daripada produksi wewangian tersebut di masa kini.

Apa yang telah ditemukan dalam penggalian yang dilakukan di Shabwah yang dahulunya dikenal sebagai ibu kota Hadramite sangatlah menarik. Dalam penggalian yang dimulai pada tahun 1975, sangatlah sulit bagi para ahli arkeologi untuk mencapai sisa-sisa/reruntuhan dari kota tersebut karena terkubur di bawah gurun pasir yang sangat dalam. Temuan yang dihasilkan itu diakhiri penggalian yang sangatlah menakjubkan. Kota tua yang digali adalah salah satu temuan terbesar dan menarik yang ditemukan saat ini. Kota yang dikelilingi oleh tembok dinyatakan lebih luas daripada berbagai situs kuno lainnya di Yaman dan istananya dikenal sebagai bangunan yang sangat menakjubkan. sya/harunyahya.com/kem

Monday, March 2, 2009

PENGANTAR ILMU BEDAH

Sebuah catatan kuliah calon dokter gigi

Sabtu lalu tanggal 7 februari 2009 saya kuliah tentang ilmu bedah. Berhubung saya kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi maka dosen yang mengajar ilmu Bedah didatangkan dari dosen Fakultas Kedokteran. Kuliah saya pagi ini dimulai pada pukul sepuluh pagi. Berhubung mata kuliah ini adalah kuliah wajib semester empat di fakultas saya, maka mahasiswa yang mengikutinya ada sekitar seratus lebih. Untung saja ruang kuliah saya telah dilengkapi sistem pendingin yang baik sehingga tidak begitu masalah dengan jumlah mahasiswa yang demikian banyaknya.

Pukul sepuluh tepat dosen nya datang, beliau berperawakan sedang dengan perut sedikit buncit, kepala yang sudah mulai memutih dan juga mulai botak di bagian depannya. Beliau mengenakan kemeja lengan panjang yang bagian ujungnya dilipat sedikit, celana kai hitam dan sepatu kulit yang disemir rapi. Sayang sekali ketika memulai kuliahnya beliau tidak menyebutkan namanya dan oleh sebab itu saya tidak bisa menuliskan nama beliau disini. Tapi satu hal yang dapat saya pastikan dari identitas beliau adalah seorang dokter bedah sekaligus juga dosen di fakultas kedokteran salah satu universitas negeri yang ada di tanah Deli ini.

Kuliah yang beliau berikan hari itu adalah pengantar Ilmu Bedah. Dalam tulisan ini saya akan mencoba untuk menuangkan ilmu yang peroleh dari beliau pada hari itu.

PENGERTIAN ILMU BEDAH

Ilmu bedah didefinisikan sebagai salah satu disiplin Ilmu Kedokteran yang berkaitan dengan pengobatan dan penatalaksanaan berbagai macam penyakit dengan cara pembedahan atau operasi.

Adapun berbagai macam penyakit-penyakit yang dikelompokkan sebagai penyakit yang dapat ditangani dengan pembedahan adalah :
1. Penyakit Infeksi
Yaitu penyakit yang disebabkan oleh berbagai jenis jasad renik (mikroorganisme) seperti: bakteri, virus, jamur dan parasit. Contoh penyakit infeksi ini adalah :
a. appendicitis ocuta atau apendicitis chronica. Dalam bahasa umumnya dikenal sebagai usus buntu.

b. Abscess, dalam bahasa sehari-hari kita mengenalnya dengan nanah

c. Necrosis atau Gangren Infeksi

d. Cholecystitis yaitu radang pada kantong empedu.



2. Kongenital
Penyakit – penyakit Congenital (yang dibawa sejak lahir) yang dapat diobati dengan pembedahan adalah :
a. Cleft lips atau tukak bibir. Masyarakat mengenal penyakit ini dengan sebutan bibir sumbing.
b. Cleft Palate. Hampir sama dengan Cleft Lips tapi bedanya celah Cleft Palate ini menembus langit-langit.

c. Hydrocepallus


d. Polydactily


e. CTEV (Congenital Talipes Equino Varus). Penyakit yang dalam sehari-hari kita kenal dengan istilah Pengkor.

3. Neoplasma
Neoplasma adalah pertumbuhan sel diluar kontrol tubuh sedangkan tumor adalah setiap pembengkakan yang abnormal didalam tubuh. Tumor ini dibagi menjadi dua yaitu Benigna dan Maligna. Maligna inilah yang dalam keseharian kita sebut sebagai kanker. Contoh dari Neoplasma ini adalah :
a. Carcinoma Mamma (Breast cancer)
b. Carcinoma penis
c. Kista Atheron, yaitu pembengkakan pada kelenjar minyak.
d. Lipoma

4. Trauma / Ruda Paksa / Injuri / Cedera
Trauma dapat dibagi berdasarkan pada penyebabnya.

bersambung.......
Free Shoutbox Technology Pioneer