Tuesday, August 17, 2010

Human Papilloma Virus (HPV) sebagai Penyebab Karsinoma Rongga Mulut

DEFINISI
HPV merupakan virus DNA famili Papovaviridae (papovaviruses), DNA virus terdiri dari double strand dan sirkular dengan 5-8 gen dan virus ini tidak berselubung. Virus ini menginfeksi sel pipih epitelium dan menyebabkan keadaan hiperplasia dari sel epitel pipih. HPV merupakan virus DNA yang berukuran 8000 pasang basa, berbentuk ikosahedral dengan ukuran 55 nm, memiliki 72 kapsomer dan 2 protein kapsid.
Terdapat lebih dari 100 tipe HPV dimana sebagian besar tidak berbahaya, tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun). Terdapat 18 tipe HPV yang menyebabkan kanker serviks antara lain 16, 18, 45, 31, 33, 52, 35, dan 58. Dimana tipe 16 dan 18 menyebabkan paling sedikit 70% dari keseluruhan kanker serviks yang terjadi di dunia.
Virus HPV (Human Papiloma Virus) ditemukan oleh Harald zur Hausen dari Jerman. Dengan prestasinya menemukan mekanisme reproduksi virus HPV mengantarkan peneliti ini meraih satu dari tiga penghargaan Nobel bidang Kedokteran tahun 2008. Dia menemukan tipe HPV 16 yang menyebabkan tumor pada tahun 1983 dan setahun kemudian mengklon HPV 16 dan 18 dari pasien yang terkena kanker. HPV tipe 16 dan 18 secara konsisten ditemukan pada sekitar 70 persen biopsi kanker rahim di seluruh dunia. Sampai saat ini Tipe HPV digolongkan menjadi tipe ganas dan tidak, yaitu: penggolongan jenis HPV tipe high risk (HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, dan 68) dan low risk (tipe 6, 11 dan 46).

STATISTIK
Kurang lebih 20 juta orang Amerika saat ini terinfeksi HPV, dan diprediksi 6,2 juta selanjutnya akan terjangkit tiap tahunnya. Paling tidak 50% dari pria dan wanita yang aktif secara seksual terkena penyakit kelamin HPV pada suatu waktu dalam hidupnya. Diperkirakan 50% orang yang aktif secara seksual yang berusia 15-49 tahun di AS mengalami sedikitnya satu jenis infeksi HPV. Statistik untuk Indonesia belum diketahui.
Populasi masyarakat tertentu beresiko lebih tinggi terkena kanker yang berhubungan dengan HPV, seperti pria Gay dan Biseksual, and seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah (termasuk mereka yang sudah terjangkit HIV/AIDS)

PENULARAN
Virus HPV ditularkan melalui kontak vaginal sex, anal sex, oral sex, atau kontak antar organ-organ kelamin.
Banyak penderita yang sudah bertahun-tahun terjangkit HPV tanpa menyadarinya dan menularkannya kepada partner sex lainnya.
Perlu diketahui, yang disebut seks oral adalah: stimulasi genital pasangan dengan mulut atau lidah. Praktik ini dinamakan "cunnilingus", jika genital yang distimulasi adalah genital perempuan, dan "fellatio" jika genitalnya adalah genital pria. Raphael Viscidi, seorang peneliti virus yang terlibat dalam riset ini yakin bahwa temuan ini semakin memperkuat kaitan antara HPV dan kanker rongga mulut. Selama ini, minum minuman yang beralkohol dan rokok ditengarai mengakibatkan 75-90 persen kasus kanker mulut. Kombinasi asap rokok dan alkohol menghasilkan senyawa-senyawa yang bisa memicu munculnya tumor ganas rongga mulut.
Dr. Ferryal Loetan, seorang pakar seksologi juga mengatakan bahwa oral sex yang dilakukan oleh wanita terhadap pria dapat memungkinkan penularan penyakit di dalam tubuh. Sebab di dalam mulut terdapat banyak air liur. Beberapa kuman maupun bakteri memang ada yang tidak tahan dengan zat-zat yang ada di dalam air liur tersebut namun tidak semuanya. Demikian pula dengan berbagai macam jamur termasuk virus yang sering ada di badan manusia. Dimana yang menerima oral mempunyai penyakit, maka dapat saja menularkan penyakitnya kepada yang memberikan oral, begitu pula sebaliknya. Tapi kalau keduanya sehat maka tidak ada masalah.
Walau sangat jarang sekali terjadi, wanita hamil dengan penyakit kelamin HPV dapat menularkan HPV pada bayi yang dilahirkan melalui persalinan normal. Pada kasus seperti ini, sang anak dapat mengalami pertumbuhan kutil pada tenggorokan atau kotak suaranya. Kondisi tersebut disebut RRP (recurrent respiratory papillomatosis)
Mekanisme infeksi virus diawali dengan protein menempel pada dinding sel dan mengekstraksi semua protein sel kemudian protein sel itu ditandai (berupa garis-garis) berdasarkan polaritasnya. Jika polaritasnya sama dengan polaritas virus, maka dapat dikatakan bahwa sel yang bersangkutan terinfeksi virus. Setelah itu, virus menginfeksi materi genetiknya ke dalam sel yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen jika materi genetik virus ini bertemu dengan materi genetik sel. Setelah terjadi mutasi, DNA virus akan bertambah banyak seiring pertambahan jumlah DNA sel yang sedang bereplikasi. Ini menyebabkan displasia (pertumbuhan sel yang tidak normal) jadi bertambah banyak dan tak terkendali sehingga menyebabkan kanker.

HPV SEBAGAI PENYEBAB KANKER RONGGA MULUT
Kanker rongga mulut - sama seperti jenis penyakit kanker lainnya, belum diketahui penyebabnya. Faktor-faktor pemicunya justru sudah jelas. Kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan mengunyah sirih dengan tembakau menduduki peringkat tertinggi faktor pemicu ekstrinsik yang paling banyak mengakibatkan kanker rongga mulut. Masih ada beberapa faktor lain seperti kesehatan mulut yang buruk, dan infeksi virus seperti sipilis dan virus papilloma manusia (Human Papilloma Virus/HPV). Kebiasaan menghisap ganja diyakini juga bisa memicu kanker rongga mulut, seperti yang dialami oleh kebanyakan penderita kanker mulut di Amerika Serikat.
Dilihat dari faktor pemicunya, para perokok dan peminum minuman beralkohol tergolong beresiko tinggi untuk mengidap kanker rongga mulut. Begitu pula orang-orang yang memiliki kebiasaan mengunyah sirih dan tembakau. Tembakau mengandung berbagai carcinogen atau substansi pemicu kanker seperti nikotin, polycyclic aromatic hydrocarbons, nitrosoproline dan polonium. Hasil penelitian menunjukkan pengonsumsi tembakau memiliki resiko terkena kanker 8 kali lipat lebih tinggi dibandingkan yang tidak menggunakan tembakau.
Di Indonesia kasus kanker rongga mulut, menurut dr. Simandjuntak SpB, ONK dari RS PGI Cikini berkisar 3-4% dari seluruh kasus kanker yang terjadi. Kebanyakan pengidapnya adalah kaum wanita dari kota kecil yang memiliki kebiasaan menyirih. Sebagian kecil penderita lainnya adalah para pria dari kota besar yang merokok. Usia penderita berkisar antara 50-70 tahun.
Kasus kanker rongga mulut yang terbanyak tercatat di India. Dr. Surendra Shastri, Kepala Bagian Onkologi dari Tata Memorial Hospital, mencatat setiap tahunnya terdapat 300.000 penderita kanker rongga mulut dari 700.000 kasus kanker yang terjadi di India. Kebiasaan mengunyah tembakau dengan buah pinang yang banyak dilakukan masyarakat India disinyalir merupakan faktor penyebab utama. Banyaknya jumlah penderita kanker rongga mulut di India juga disebabkan oleh faktor intrinsik yakni faktor genetik.
Selain ketiga faktor tersebut di antas, kebersihan rongga mulut yang tidak terjaga pun ikut ambil peranan memicu timbulnya kanker rongga mulut. Ada pula kanker rongga mulut yang berawal dari gigi bolong yang tak dirawat atau luka tkronis pada mulut akibat gigi palsu yang letaknya tidak pas. Faktor lain yang tak boleh diabaikan adalah kebiasaan melakukan seks oral. Hasil penelitian Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) di Lyon, Prancis menemukan bukti adanya hubungan antara seks oral dengan penularan infeksi virus yang memicu tumbuhnya tumor atau kanker di rongga mulut.
Untuk memastikan pasien mengidap kanker atau tidak, setiap pasien yang mengalami keluhan-keluhan tersebut harus menjalani tes biopsi. Jaringan yang diduga terkena kanker akan dipotong sekitar 2-3 milimeter jaringan untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan sudah dapat diperoleh setelah 4-5 hari.
Sayangnya karena pasien biasanya baru memeriksakan diri ke dokter dalam keadan kanker stadium lanjut, pengobatan melalui operasi menjadi lebih sulit untuk dilakukan. Bentuk rongga mulut dan organ mulut yang kecil turut mempersulit proses operasi pengangkatan kanker.
Kanker rongga mulut dapat menyebar secara lokal dan merusak jaringan di sekitarnya jika tidak ditangani secara tepat dan cepat. Ancaman yang lebih serius terjadi jika sel kanker menyebar hingga ke kelenjar getah bening di bawah dagu atau leher samping atas. Penyebaran bisa jadi lebih meluas melalui pembuluh darah hingga ke paru-paru atau tempat-tempat lainnya.
Bila dibandingkan, bercak merah (eritoplakia) dianggap lebih berbahaya ketimbang bercak putih (leukoplakia) , bercak putih masih dianggap sebagai lesi atau kelainan pra kanker , Pada tahap awal leukoplakia tidak menimbulkan rasa sakit atau perih. Setelah beberapa lama leukoplakia mengalami penebalan dengan permukaan yang licin. 6-10% dari kelainan ini akan menjadi kanker rongga mulut.

Sedangkan Bercak merah bentuknya seperti sariawan yang tak kunjung sembuh. Bila mengalami pembesaran, bercak akan berubah seperti kembang kol atau bunga kaktus. Bagian tengahnya rapuh dan berbau. 90 % 90% dari eritoplakia akan menjadi kanker rongga mulut . “ciri utama adalah, bila mengalami sariawan hingga lebih dari 2 minggu,disertai dengan posisi bercak putih yang menetap pada lapisan dalam rongga mulut maka segera periksakan” ungkapnya.

Karena tidak merasakan gejala, kebanyakan pasien baru memeriksakan diri ketika kanker rongga mulut yang mereka idap sudah berstatus stadium lanjut. Penderita umumnya datang dengan keluhan berupa benjolan, tukak atau borok pada bagian-bagian mulut, dan benjolan di leher. Pada stadium lanjut ini penderita sudah mulai menderita rasa nyeri. 50% dari kanker rongga mulut umumnya menyerang lidah (2/3 bagian lidah dari depan) dan dasar mulut. 50% lainnya menyerang pipi bagian dalam dan gusi. Ada pula yang mengidapnya di bagian langit-langit dan bibir bagian dalam.

Bila kondisi ini dibiarkan begitu saja, maka Kanker rongga mulut dapat menyebar secara lokal dan merusak jaringan di sekitarnya jika tidak ditangani secara tepat dan cepat. Ancaman yang lebih serius terjadi jika sel kanker menyebar hingga ke kelenjar getah bening di bawah dagu atau leher samping atas. Penyebaran meluas melalui pembuluh darah hingga ke paru-paru atau tempat-tempat lainnya.

Sejauh ini kanker rongga mulut diatasi dengan operasi pengangkatan jaringan yang terkena kanker. Bila dirasa perlu pasien juga akan diterapi dengan penyinaran atau radioterapi. Kemoterapi biasanya hanya dilakukan kepada pasien yang mengalami kekambuhan atau kondisinya sudah tidak bisa dioperasi.

Lesi pada mukosa oral dapat terjadi pada bagian manapun, tetapi terutama melibatkan:
1. Palatum keras atau palatum lunak, atau uvula
2. umumnya kecil (<5mm) dan mungkin
3. Asimtomatik.
4. Berhubungan dengan gejala minimal seperti kesadaran dari lesi, kecil tanpa rasa sakit.
Trauma sekunder dapat menyebabkan ketidaknyamanan ringan. Biasanya hanya ada satu atau beberapa diskret lesi yang hadir pada setiap waktu. Lesi mungkin memiliki beberapa penampilan yang berbeda:
a. Lesi Exophytic dengan hyperkeratosis bertangkai.
b. Sessile papula berbentuk Dome yang mungkin warna mukosa normal atau menjadi putih karena hiperkeratosis.
c. Flat-topped papula Sessile yang hanya sedikit menonjol di atas permukaan dan umumnya warna mukosa normal.
Jika ada lesi multiple, harus dipertimbangan untuk diagnosis kemungkinan terjadi Focal epitel hiperplasia (Heck's Disease).
# Ini jarang terjadi UK
# Ini umum di beberapa populasi (misalnya Eskimo & Venezualan India).
# Disebabkan oleh HPV13 & HPV32 pada individu yang rentan.
Tidak semua lesi timbul sebagai konsekuensi dari seks oro-genital, tapi kemungkinan ini harus dipertimbangkan.
Diagnosis klinis dapat dilakukan dengan biopsi eksisi dan histopatologi. Setelah diagnosis didapat dapat ditentukan lesi rekuren atau tidak kemudian dapat ditentukan rencana terapi berikutnya,seperti:
1. Eksisi.
2. Cryotherapy (pembekuan dengan probe didinginkan dengan nitrogen cair).
3. Laser penguapan.
Lesi recurrent dapat terjadi dan berkembang di tempat lain di mulut:
Beberapa pasien mengalami beberapa program perawatan untuk lesi ini. Lesi muncul secara spontan, meskipun hal ini tidak dapat diprediksi dengan pasti pada setiap individu.

2 comments:

  1. Hello dok..saya tanpa menyadari oral dgn wanita yg mempunyai hpv..wanita tersebut ada nya jamur di miss v nya Krn dia tekena diabet...apakah jamur kutil karena diabet itu termasuk hpv yg menular?

    ReplyDelete
  2. There are some natural remedies that can be used in the prevention and eliminate diabetes totally. However, the single most important aspect of a diabetes control plan is adopting a wholesome life style Inner Peace, Nutritious and Healthy Diet, and Regular Physical Exercise. A state of inner peace and self-contentment is essential to enjoying a good physical health and overall well-being. The inner peace and self contentment is a just a state of mind.People with diabetes diseases often use complementary and alternative medicine. I diagnosed diabetes in 2010. Was at work feeling unusually tired and sleepy. I borrowed a cyclometer from a co-worker and tested at 760. Went immediately to my doctor and he gave me prescriptions like: Insulin ,Sulfonamides,Thiazolidinediones but Could not get the cure rather to reduce the pain but bring back the pain again. i found a woman testimony name Comfort online how Dr Akhigbe cure her HIV  and I also contacted the doctor and after I took his medication as instructed, I am now completely free from diabetes by doctor Akhigbe herbal medicine.So diabetes patients reading this testimony to contact his email     drrealakhigbe@gmail.com   or his Number   +2348142454860   He also use his herbal herbs to diseases like:SPIDER BITE, SCHIZOPHRENIA, LUPUS,EXTERNAL INFECTION, COMMON COLD, JOINT PAIN, EPILEPSY,STROKE,TUBERCULOSIS ,STOMACH DISEASE. ECZEMA, PROGENITOR, EATING DISORDER, LOWER RESPIRATORY INFECTION,  DIABETICS,HERPES,HIV/AIDS, ;ALS,  CANCER , MENINGITIS,HEPATITIS A AND B,ASTHMA, HEART DISEASE, CHRONIC DISEASE. NAUSEA VOMITING OR DIARRHEA,KIDNEY DISEASE. HEARING  LOSSDr Akhigbe is a good man and he heal anybody that comes to him. here is email    drrealakhigbe@gmail.com    and his Number +2349010754824

    ReplyDelete

Free Shoutbox Technology Pioneer